“Kamu tau gak kalo aku suka Bunga Mawar?” tanya Ann tiba-tiba dengan sedikit berteriak, karena suara angin dan jalanan, membuat suaranya tidak mudah didengar oleh Dimas, yang sedang mengemudikan motornya. “Apa? Bunga Mawar? Sejak kapan?” tanya balik Dimas dengan nada yang sama. Ann lebih mendekatkan telinganya ke depan. “Iya! Nanti, tolong bawain aku Bunga Mawar ya. Dipikir-pikir kamu gak pernah kasih aku Bunga.” Dimas melirik ke kaca spion kirinya. “Maaf ya aku gak tau kamu suka Bunga Mawar. Kamu mau dibawain kapan?” “Kalo aku udah gak ada di dunia,” jawab Ann yang membuat Dimas memperlambat laju motornya. Ann melanjutkan perkataannya, “nanti pegangnya hati-hati ya! Kamu kan ceroboh. Jangan sampe kamu kena durinya. Kalo sampe tangan kamu berdarah gara-gara duri Bunga Mawar, aku bakal marahin dia! Hahaha,” tawa Ann sambil mengencangkan lengannya yang melingkar di pinggang Dimas. Bahu Dimas dijadikannya tumpuan dagu. Ann tersenyum sambil memejamkan matanya. “Kenapa kamu masih bisa keta
Pernah gak kamu bertemu seseorang yang sangat kamu yakini ketika suatu saat kamu kehilangan dia, mungkin kamu tidak bisa bertemu seseorang seperti dia lagi? Iya, misalnya kamu pernah tinggal di sebuah rumah yang sangat membuatmu nyaman, tapi rumah itu bukan milikmu, kamu hanya penyewa atau pihak kedua. Kemudian suatu hari pihak pertama atau si pemilik rumah asli itu memintamu untuk pindah dari rumahnya, dan ketika kamu pindah dari rumah itu kamu tidak bisa menemukan rumah senyaman rumah itu. Ini kali pertama dalam hidupku, bertemu seseorang yang aku yakini ketika aku melepaskan dia aku pasti tidak akan bisa bertemu orang seperti dia lagi. Semua bermula dari kekonyolan teman-temanku di kampus, mereka merencanakan 'Blind Date' untukku, kata mereka ya karena aku masih saja jomblo di tahun terakhir kuliahku. Padahal aku sendiri tidak masalah dengan hal itu. Karena bagiku, pertemuan dan jatuh cinta itu bukan sebuah kebetulan, semua perlu proses yang panjang. Aku tidak menerimanya,