Halo, namaku Bumi.
Satu tahun yang lalu, aku bertemu dengan seseorang yang bernama Langit. Perkenalan kami singkat, karena saat itu kami sedang menunggu antrian pendaftaran kampus.
"Kamu lagi nunggu antrean juga?" tanyanya saat aku sedang duduk sambil menatap kertas nomor antrianku.
Aku mengangguk, "Iya."
"Namaku Langit, kamu?"
"Bumi." Kemudian nomor antrianku disebutkan, dan aku langsung pamit pergi, "duluan ya."
Ia mengangguk dan tersenyum.
Lama setelah itu kami dipertemukan kembali, dalam satu kelas, tidak disangka.
Langit, belum genap seminggu aku mengenalnya, aku sudah dapat menilai bahwa ia anak yang sangat terbuka alias baru mengenalku saja ia sudah berani menceritakan kisah hidupnya.
Berbeda denganku yang sangat tertutup soal kisahku.
Kami sering hangout, sekedar menikmati kopi sambil memandang langit senja Ibu Kota.
Darinya, aku mencoba belajar merubah sikap burukku. Entah apa yang merasuki pikiranku. Sampai-sampai, aku merasa bahwa semesta mempertemukanku dengan Langit dengan tujuan untuk merubah kepribadianku.
Aku tipe orang yang tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitar, aku tidak peduli orang lain bertindak apa. Yang aku pedulikan hanya, aku nyaman dengan semua yang kulakukan.
Aku nyaman sendirian, aku lebih suka sendiri dibanding harus bersosialisasi. Ribet, rusuh, ramai, aku tidak suka kebisingan.
Tapi, tidak jarang aku merasakan sepi. Sepi yang berekepanjangan, sampai membuat aku berpikir, apa semesta tidak membiarkan satu orang saja yang tidak menyerah atasku?
19 tahun aku hidup, ini pertama kalinya aku bertemu seseorang yang selama ini kupikir takkan pernah ada. Seperti cermin, terkadang cembung, terkadang juga cekung, sering juga datar.
Langit, dia sosok yang sedari tadi aku ceritakan.
Dia tidak pernah menyerah atasku, dia selalu membuat aku jengkel, tapi jengkel dalam hal berbeda, aku jengkel dia tidak menyerah. Sampai akhirnya aku yang keluar dari zona nyaman.
Sudah hampir jam 12 malam, ceritanya esok hari akan aku lanjutkan, sekarang kalian tidurlah, jangan menunggu hal yang tidak akan terjadi.
Jangan menyakiti diri sendiri dengan tetap terjaga sampai pagi ya!
Komentar
Posting Komentar