Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Jurnal Terakhir

Hai bung, aku menulis ini dari dalam ruang lingkup semesta. Sambil menatap keluar jendela, melihat langit yang sedang mendekap senja dalam pelukan. Mungkin saat ini langit sedang berusaha agar senja tidak pergi, ia rela terlihat hitam agar senja tetap indah. Sebelum aku pergi dari duniamu, aku ingin menyampaikan banyak hal yang sepertinya sering memenuhi pikiranmu selama ini. Aku adalah tempatmu bercerita, tapi tidak satupun ceritaku kau ketahui. Kita dekat, namun sebenarnya kita sangat jauh. Coba aku pinta kau jelaskan tentangku, apakah akan selama aku menjelaskan tentang dirimu? Ingat tidak? Ketika tengah malam kau bercerita tentang kejadian hari itu. Saat itu aku sedang merebahkan diri, mengamati langit kamar sambil merasakan sakit. Aku mohon pada Tuhan, agar mengurangi rasa sakit untuk beberapa menit saja, selama kau menghubungiku. Lalu ketika sambungan itu terputus, Tuhan boleh kembalikan rasa sakit itu. Tuhan selalu mengabulkan do'aku. Jadi kau tidak pernah tahu dan...

Jangan Minta Jatuh Cinta

Selesai hubungan, bukan berarti selesai berkisah. Aku masih ingin bercerita, tentang kisah cintaku pada kalian. Jadi seperti ini ceritanya, Sudah hampir satu bulan hubunganku dengannya berakhir. Dia pergi, hilang, meninggalkanku dengan perasaan bodoh. Tapi aku tidak larut dalam kesedihan, justru aku merasa seperti tidak pernah patah hati. Sebab aku memiliki seseorang yang siap mendengarkan ceritaku kapan saja. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari sekalipun. Dia selalu bisa menghiburku, melukis tawa di wajah ini. Aku merasa beruntung, memiliki dia. Suatu hari, ia memintaku bertemu. Ingin berbicara serius katanya. Dia bilang, bahwa dia mencintaiku. Dan berharap hubungannya denganku akan berubah lebih dari seorang teman. Sontak aku terkejut, aku baru saja putus cinta, juga patah hati. Aku masih berada dalam fase pemulihan hati. Aku belum siap membuka hati baru. Maaf aku tidak bisa jatuh cinta padamu secepat ini, jangan paksa aku untuk mencintaimu dengan kilat. Jika kau m...

SATU APRIL

Selamat pagi April. Ku sapa engkau dengan senyuman di wajahku. Aku berlari mengejar sang surya yang akan muncul sebentar lagi. Namun sejauh apapun aku berlari mengejarnya, aku tidak akan pernah bisa menggapainya. Aku jadi teringat perihalmu. Kau bilang kau tidak jatuh cinta padaku. Aku terkejut, lalu jika tidak jatuh cinta untuk apa kita bersama? Kemudian kau meringis, tertawa melihat ekspresiku. Hanya cinta, tidak jatuh. Karena jatuh adalah tidak sadar, sedangkan aku mencintaimu dalam keadaan sadar. Begitu katamu. Aku tersipu. Dulu ku pikir sangat sulit menggapaimu. Walaupun aku tidak pernah berhenti berlari. Kau tetap tidak berhenti. Ternyata selama aku berlari, kau melirikku dari ekor matamu.