Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Waktunya Belum Tepat

Untuk apa kita resah akan jarak? Kita masih menatap langit yang sama. Masih merasakan nikmat Tuhan yang sama. Aku akan tetap jadi aku, yang kau kenal. Ku harap kau pun begitu. Tetap menjadi kau yang ku kenal. Dengan beribu keanehan. Dengan sejuta kejutan. Dengan semilyar rahasia. Yang tidak pernah bisa ku tembus satu pun. Dengan kerasnya kepalamu. Dengan tingginya ego dan keinginan mu. Dengan kegigihan, dan percaya dirimu. Yang selalu membuatku tersenyum dikala sedih. Menangis haru di kala bahagia. Di saat semua orang bilang cinta itu indah. Aku percaya, apa yang mereka bilang benar. Cinta kita juga indah. Namun waktunya saja belum tepat. Sabar katamu, akan tiba waktu semua jadi tepat.

Aku Pamit

Siang ini, saat aku keluar dari dalam kelas selesai ujian. Aku melihatmu berdiri di depan kelas yang hanya berjarak satu kelas denganku. Aku lihat, kau bersandar pada dinding sambil berbincang dengan temanmu yang lain. Membuatku tersenyum tanpa sadar. Aku terus memperhatikan setiap gerak-gerikmu, tanpa kamu sadari ekspresi wajahku berubah. Saat seorang wanita datang menghampirimu dan kalian saling melempar senyum juga tawa. Seketika seperti ada desiran di hatiku, aku berusaha mengalihkan pandanganku. Mencoba bersua dengan temanku yang lain, tapi mataku tetap saja berusaha mencarimu. Ah, aku lelah seperti ini. Hanya berani menatapmu dari jauh, mengagumi ciptaan Tuhan itu. Lidahku kelu, langkahku kaku ketika kamu ada di sekitarku. Bayangkan saja, menatapmu pun aku tak kuasa. Apalagi menyapa lalu tersenyum. Sudahlah, aku sudah ikhlaskanmu. Aku denganmu hanya sampai dibagian cerita ini. Jangan pernah menoleh ke arahku, lalu melempar senyummu itu. Jangan pernah menyapaku seperti sedia...

Selamat Berjuang!!!

Maaf, aku hanya sedang mencoba adil pada semesta. Kamu tidak bersalah. Akulah yang bersalah. Karena sedari awal sudah bersikap terlalu terbuka. Membuatmu bingung. Lalu menganggapku memiliki rasa yang sama. Dari pertama bertemu. Aku sudah berkata, "Jangan sampai kau jatuh padaku, karena bagiku selamanya seorang teman akan tetap menjadi teman." Aku tidak tertarik menjalin hubungan lebih dengan seorang yang berasal dari teman. Aku tidak ingin pertemanan kita berakhir oleh rasa. Rasa yang tidak tahu ujungnya akan seperti apa. Maaf aku mencoba menghilang. Kuharap kau tidak mencariku. Jangan! Jangan mencariku. Aku tidak suka dicari dan dicemaskan olehmu. Pergilah sesukamu. Jangan hadir kembali di kehidupanku. Bawa perasaanmu. Perasaanmu lebih baik untuk orang yang tepat. Orang itu bukan aku. Semoga kau beruntung. Berhasil menemukan seseorang yang pantas mendapatkan perasaanmu. Yang mampu membalasmu. Selamat berjuang teman !